Monday, July 15, 2013

Karepnya sendiri...

Karena sering tidak nurut Mama, mama sering nasehatin Josh supaya obey, listen, gak karepnya sendiri, dengar sama Mama.
Suatu hari lagi-lagi gak nurut sama Mama, Mama tanya baik2...
M: Haniel tau kenapa Mamanya marah?
J: Iya, tau.
M: Kenapa ya kok Mama marah? Hanielnya ngapain tadi?
(berharap dia bakal jawab apa yang barusan dia lakukan tadi: misalnya: lempar2 barang, gak beres2 mainan dll)
J: Karepnya sendiri, Ma.
M: (nahan tawaaa...) iya....betullll...lain kali jangan karepnya sendiri ya....

*yg ngerti mungkin cm org Jawa nih --> karepnya sendiri = sekehendak hati sendiri *

Thursday, July 4, 2013

Orang tua!

Karena sering sekali bicara bahasa Korea, papa nanya ke Songmin...

P: Kamu kok pinter bahasa Koreanya. Kamu orang Korea apa orang Indonesia, toh?
S: (menjawab dengan mantap) orang tua!
P & M: Kikikikik....

*selamat beristirahat semuanya*

Monday, July 1, 2013

Lepas? Panas?

Sebelum bobo, Josh menemukan manik-manik hiasan jepit mama tergeletak di lantai.
J: Mama ini Ma...
M: Lho...kok lepas ya dari jepitnya, wah...
J: (bergegas ambil kipas plastik) ta giniin ya Ma, biar ga lepas...(langsung semangat kebut2in kipasnya ke arah Mama)
M: *bengong*....itu panas, bukan lepas....kkkk

Sariawan

Biasanya kalau Josh jatuh atau ada luka, Mama pasti bilang, "Jangan nangis ya, ga papa, nanti ta kasi obat ya." Akhirnya Josh suka menirukan perkataan yang sama saat Mama atau Papa terluka.

Suatu hari Mama merintih kesakitan karena ada sariawan di bibir dalam bagian bawah.
M: "Aduh sakit..." (sambil memperlihatkan bagian yang sakit kepada Josh)
J: "Nanti ta kasi lipstik ya, Ma..."
M: *dueng* (kkk...sariawan kok malah dikasi lipstik, tumben ga ngomong mau dikasi obat, kkk --> efek suka ngelihatin Mamanya dandan ^^)

Sunday, June 2, 2013

Minggu yang buruk?

Minggu ini menjadi minggu yang akan susah terlupakan buat kami. Banyak hal tak terduga yang terjadi, jadwal yang jadi kacau, dan uang terkuras karena ceroboh. Hm.

Singkat ceritanya, dimulai dari Josh yang sakit di hari Selasa dan langsung dibawa ke rumah sakit. Rumah sakit di dekat rumah ini baru pertama kali kami kunjungi sehingga perlu waktu untuk tahu sistemnya, tahu lokasi ruang periksanya, kenalan dengan dokternya, dan sebagainya.

Hari Rabu, Josh harus di rumah dulu karena masih sakit, jadi runtutannya Mamanya bolos kuliah.

Hari berikutnya, semestinya Josh sudah ke sekolah lagi, tapi karena kondisinya masih belum baik, dan karena hari Sabtu Minggu tidak ada dokter yang buka praktek, juga karena kami berencana ke pulau Geoje dengan teman-teman gereja, maka diputuskan balik lagi ke dokter untuk tanya kenapa belum sembuh. Seperti sudah diduga, Josh masih harus tetap minum obat dan sebaiknya stay di rumah. Karena Josh stay di rumah dan Mamanya ga konsen kerja paper, mulailah acara bersih-bersih rumah.

Biasanya San bagian cuci baju, masukkan pakaian ke mesin cuci. Kali ini karena ada waktu, aku masukin baju ke mesin cuci dan mulai mencuci. Beberapa saat kemudian, betapa kagetnya, rumah banjir! Ternyata batu penutup saluran air belum dipindah! Cape deh. *tepok jidat* Rentetan kasus berikutnya, tetangga bawah rumah marah karena plafonnya bocor kena air, jadi harus bayar kerugian untuk perbaikan plafonnya ㅠㅠ

Karena seharian tegang, jadi ga bisa tidur, akhirnya kerja tugas deh sampai subuh. Dibuat tidur juga belum bisa tidur-tidur juga...Hari berikutnya, boyok pegel linu, letih lemah letih lesu...Paper belum selesai, badan sakit, mata ngantuk. Tidur pulas, bablas deh sampai pagi.

Hari Sabtu, kami putuskan tidak ikut ke Geoje (*lain kali kudu kesana*). Kasihan juga ngelihat Josh di rumah terus, akhirnya bentar deh kita jalan-jalan yang dekat aja, ke mall. Lha kok, disini San kehilangan cincin pernikahan. Gak biasanya dia kehilangan barang. Sudah lewat dua jam sejak cincinnya hilang baru dia nyadar, untung kita belum jauh dari lokasi. Setelah lapor bagian informasi, tidak sampai 15 menit ada telepon masuk bilang kalau cincinnya ketemu. Wuih! Jadi penasaran siapa yang yang temukan cincin itu. :)

Sampai disini belum berarti selesai semua masalah di minggu ini. Begitu sampai di rumah, eh...pintu rumah ga bisa dibuka! Dieng! Apa lagi ini. Dari awal kami pindah ke rumah ini sebenarnya sudah ada yang memberitahu kalau pintunya agak rusak. Tapi karena belum mengalami ada masalah maka kami merasa baik-baik saja. Untung saja tukang kunci mau datang di hari Sabtu begini. Kuncinya rusak, tidak bisa dibetulkan dan harus diganti yang baru. Ya sudah.

Sewaktu San ke tempat satpam untuk pinjam tangga untuk coba masuk lewat jendela (ternyata tidak bisa!), dia bertemu dengan tetangga bawah rumah kami yang bermasalah di minggu ini. Dia menanyakan kenapa kok cari tangga. San menjawab bahwa pintu rumah kami rusak. Dia kemudian berkata kepada San, apa yang telah kamu perbuat sehingga kamu punya banyak sekali masalah. Kami berpikir bahwa dia mungkin ingin mengatakan tentang karma, dimana ketika kamu berbuat salah maka akan ada balasan kepadamu di kemudian hari.

Ketika San bercerita tentang hal itu, aku teringat kotbah Pendeta Son hari Minggu yang lalu. Beliau berkata bahwa jika kita menjadi orang Kristen, jangan berharap bahwa hidup kita akan lancar dan bebas dari masalah. Menjadi Kristen bukan berarti bahwa hidup kita akan baik-baik saja. Masalah yang kita hadapi ini merupakan sarana bagi kita untuk melatih diri kita menaruh pengharapan kepada Tuhan. Masalah yang kita hadapi dipakai Tuhan untuk suatu kebaikan.

Misalnya:
*Josh sakit sehingga kami harus pergi ke rumah sakit yang belum pernah kami datangi untuk tahu lokasinya, dokternya dan sistemnya sehingga kami di kemudian hari bisa beri info ke orang yang memerlukan.
*Masalah dengan tetangga bawah rumah membuat kami mengenal lebih dekat siapa dia dan bagaimana hidupnya.
* Kehilangan cincin pernikahan membuat kami lebih menghargai bahwa pernikahan bukan lebih dari sekedar cincin. Plus juga harus berhati-hati meletakkan barang berharga.

Jikalau kita melakukan hal yang baik, itu bukan demi mendapatkan hidup yang baik di masa depan, namun kita hidup dengan baik untuk berterima kasih kepada Tuhan yang sudah memberkati kita terlebih dahulu.

Minggu ini bukan minggu yang buruk. Minggu ini minggu yang luar biasa seru!
Bagaimana dengan minggumu?