Friday, December 24, 2010

Onara Onara...

Our Korean class chose Dae Jang Geum soundtrack to be presented at the Christmas Celebration. Six Chinese students were the dancers while Altaf (my Pakistan classmate) and I were the singers. In order to be match with the song, all of us wore "Hanbok" which is the Korean traditional costume. Personally, I had been waiting for a long time to wear Hanbok, and this was the right time.

My Hanbok color is not as that colorful as the others. My friends chose the costumes first and the one that I had is the rest that the Korean Language Institute has. I don't mind with that.

The lyrics for Dae Jang Geum soundtrack is not difficult, but it is not the daily Korean language. The language in the song is not used anymore presently.

Here is what I found about the song (taken from Wikipedia):
"Onara" (Korean: 오나라) is the theme song to the popular Korean television drama series Dae Jang Geum (2003). Im Se-hyeon (임세현 / 林世賢) composed the song in archaic Korean, and the lyrics are unintelligible to most Koreans today.


And the lyric:
오나라 오나라 아주 오나
가나라 가나라 아주 가나
나나니 다려도 못 노나니
아니리 아니리 아니 노네

헤이야 디이야 헤이야나 라니노
오지도 못하나 다려가마
헤이야 디이야 헤이야나 라니노
오지도 못하나 다려가마

And also the pictures!


Monday, December 20, 2010

Joshua is My Teacher

This is a post by San on his Facebook. I want to treasure it here, too. It was written in Indonesian and I think I will spend a lot of time to translate it. Perhaps, for those who wants to read this you can use Google Translation. ^^

Malam ini saya belajar tentang Christian Education dari seorang bayi. Dia adalah anak saya sendiri. Namanya Joshua Songmin Haniel Liem dimana umurnya tepat 100 hari pada hari ini. Mulanya saya selalu mengira bahwa dia adalah murid saya. Ternyata anggapan itu tidak sepenuhnya benar, karena sebenarnya dia adalah sekaligus guru saya.

Begini ceritanya:

Setiap hari saya bertugas memandikan Joshua sekitar pukul 10.30 malam, tepat sebelum minum susu terakhir tiap harinya sebelum tidur malam. Pada malam itu saya enggan beranjak memandikan dia tepat waktu karena lebih memilih untuk menonton sepak bola hingga akhir pertandingan sekitar pukul 11.10. Seperti biasa saya menyiapkan air hangat untuknya, sambil mempersiapkan peralatan yang lain. Waktu itu dia masih terlelap. Ketika air hangat sudah hampir siap, saya mencoba membangunkannya. Dia tidak mau bangun. Saya mulai memaksa dia untuk segera bangun. Dia menangis, dan saya kemudian tahu bahwa tangisan itu adalah reaksi marah dia. Ketika saya makin keras membujuk dia untuk mandi dan dia tetap tidak mau, saya mengira dia sedang melawan dan tidak patuh terhadap saya sebagai orang tua-nya.

Berikut kira-kira dialog diantara kami sekeluarga:

Saya : Haniel, ayo mandi! Sekarang waktunya mandi, sebelum minum susu.
Haniel : oek oek hhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh wuahhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhhh
Saya : Haniel, ayo jangan nangis, sekarang waktu mandi, air hangat sudah siap.
(Haniel tetap menangis dan mengerang)

Dita : Haniel betul, karena sekarang sudah lewat jamnya mandi, dan wajar kalau dia marah. Kamu menunda untuk memandikan dia karena bola kan?
Saya : Kamu kok tidak mendukung aku sih, kita kan sudah janjian kalau salah satu dari kita berbuat salah kepada anak kita, maka janganlah kita saling menyalahkan di depan dia. Biarlah pihak yang jika memang terbukti bersalah mengakuinya sendiri di waktu yang kemudian.
Dita : Lalu kapan kita mengakui kesalahan kita?
Saya : Ya besok, atau beberapa hari kemudian ketika permasalahan ini sudah reda.
(Dita tetap tidak bisa menerima sambil tetap melontarkan pertanyaan di atas)

1 menit kemudian......

Saya mencoba mengganti nada suara saya. Saya tidak lagi diliputi rasa marah saya karena saya merasa dilecehkan isteri di depan anak sendiri ketika anak saya seakan menentang saya ketika memintanya untuk saya mandikan.

Saya : Haniel, papa minta maaf, papa yang salah.
Haniel : (tersenyum)

Saya : Papa sebenarnya tahu kalau sekarang bukan jamnya mandi. Tadi papa terlalu asyik menonton bola hingga selesai tanpa mempedulikan jam mandi kamu. Tapi sekarang kamu tetap harus mandi, karena badan kamu bau. Mau mandi ya? (Saya berusaha membujuknya lagi dengan lebih lembut dan rendah hati)

Haniel : (lagi-lagi tersenyum)

Saya : Terimakasih ya Haniel. Kamu mau memaafkan papa kan? Ayo kita mandi ya, sehabis itu kamu akan minum susu, lalu tidur.

Sungguh mengherankan. Sungguh ajaib. Saya terkesima, saya takjub. Saya diliputi dengan rasa malu, sekaligus senang karena saya telah belajar satu hal untuk rendah hati, mengakui kesalahan saya dan ‘lulus ujian’ dari anak saya sendiri. Saya berterimakasih kepada Tuhan, karena dengan Roh Kudus-Nya, saya disadarkan akan keegoisan saya melalui seorang anak kecil. Meskipun anak kecil belum bisa berkomunikasi dengan sebuah bahasa, mereka sudah mengerti bahasa kasih dari suara, mimik wajah, dan bahasa tubuh orang dewasa.

Sebenarnya saya telah belajar teori tentang perkembangan seorang anak. Seorang anak kecil paling suka akan rutinitas, dan dia akan mengingat waktu-waktu kapan dia akan minum susu, mandi, bermain, dan lain sebagainya. Meskipun dia belum belajar tentang jam, dia dapat mengenal pola dari rutinitas sehari-hari, bahkan dia tahu kalau pola-nya sedang kita ubah menuju pola yang baru misalnya.


Hari ini saya mendapatkan pendalaman akan teori tersebut dari Tuhan melalui seorang bayi. Terimakakasih Tuhan untuk anugerahMu malam ini. Saya mengasihiMu dan mau terus belajar mengasihi anakMu yang Kau percayakan kepada kami.







Prof. Joshua Songmin Liem

Wednesday, December 15, 2010

Farewell

Facebook status:
Pertemuan memungkinkan adanya perpisahan. Kedua-duanya tak kusesali. Pertemuan membuatku mengenal dan belajar banyak darinya. Perpisahan memang membuat pilu, tapi dia pergi ke rumah yang kekal. Di sana kelak kita akan bertemu kembali. Selamat jalan, Om.

My aunt's husband passed away today. Thank you for being a part in my life. May you find rest in the arms of Jesus. Amen.

Saturday, December 11, 2010

Joshua Songmin- 3 months

Facebook status:
Joshua Songmin - 3 months : You bring us lots of fun! Your smiling, cooing, giggling make us happy!

 

Wednesday, December 8, 2010

Who I can trust?

Facebook status:
Kalau orang yang kita percayai ternyata tidak berperilaku seperti yang kita harapkan, memang sedih rasanya, tapi percayalah Tuhan yang akan mengambil tindakan terhadapnya. ^^ Keep smiling!

I was disappointed with a friend. He asked me for a help and promise that he will return it to me. After some time and there was no news from him, I tried to contact him. But, he didn't reply my messages, even remove me from his facebook friend's list and didn't keep his promise. Oh...the price of a friendship for him is so cheap...I have nothing to say anymore.

Thursday, December 2, 2010

Silla University - KGSP 2010

It was a clear day when we were walking together as a family in my campus.